SEJARAH PERPUSTAKAAN ISLAM
Efi
Amrina Lubis
E-Mail : Efiamrinalubis14@gmail.com
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Abstrak
Kehadiran perpustakaan dalam sejarah dunia Islam sangatlah mengagumkan
dan menempati posisi yang sangat signifikan pada peradaban Islam, jika tidak
ada perpustakaan ilmu pengetahuan dan peradaban tidak akan mengalami kemajuan. Islam memiliki perhatian besar terhadap sains dan pengetahuan.
Itu ditampilkan di perpustakaan Islam di zaman keemasan. Secara historis,
perpustakaan Islam di zaman keemasan Islam banyak berkontribusi untuk dunia
Eropa. Di Era ini, perpustakaan Islam tidak hanya sebagai pusat informasi
tetapi juga sebagai pusat unggulan di seluruh dunia.
Kata kunci : Perpustakaan , Peradaban , Sejarah
PENDAHULUAN
Perpustakaan
islam merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah islam atau
sejarah dari ummat itu sendiri. Sejak awal kelahirannya , Islam telah mengenalkan
tradisi kepustakwanan, dan bahkan Islam juga telah meletakkan pondasi bagi
tumbuh dan berkembangnya tradisi kepustakawanan. Hal ini terbukti dengan adanya
pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan dikalangan ummat Islam sebagai bagian
dari suatu peradaban yang dibangun. Banyak hal yang harus diketahui dalam
sejarah perpustakaan Islam dari sudut pandang yang berbeda. Didalam tulisan ini
aka dicabarkan beberapa mengenai sejarah perpustakaan islam dan yang berkaitan dengan hal tersebut.
Tulisan
ini bertujuan memaparkan dan membuka sejarah perkembangan perpustakaan Islam,
peran perpustakaan dalam peradaban Islam, perpustakaan-perpustakaan terpenting
pada masa peradaban Islam hingga kehancuran perpustakaan Islam.
PEMBAHASAN
Perkembangan
Perpustakaan Didunia Islam
Dalam sejarah Islam, tradisi tulisan
sebagai cikal bakal berdirinya perpustakaan telah berlangsung sejak kelahiran
Islam, dan bahkan sebelumnya. Menurut Pedersen (1996:15-16), berdasarkan bukti
berupa catatan yang digoreskan di atas batu berupa doa persemabahan, nama
bangunan, hukum, dokumen, dan ungkapan keagamaan menunjukkan bahwa masyarakat
Arab pra Islam telah mengenal tradisi tulisan. Hasil penelitian al-Khatib
(1998:127) terhadap benda purbakala pada abad ke-3 Masehi menyebutkan telah
adanya tulisan bangsa Arab terutama yang berada di kawasan Selatan semenanjung
Arabia. Di kalangan orang Arab sendiri terdapat sebutan al-kamil yang ditujukan
pada ora yang bisa menulis, mahir memanah, dan berenang . Meskipun demikian, pada
umumnya orang sangat malu menampakkan kepandaian tulisann Para penyair
sangat membanggakan hafalan dan kekuatan ingatan mereka. Sekalipun mereka membaca dan menulis, mereka akan menyembunyikan
kepandaiannya tersebut.
Berkenaan
dengan sejarah awal berdirinya perpustakaan, terdapat tiga pendapat yang
berkembang dikalangan para ahli sejarah. Berikut ini awal berkembangnya sejarah
berdirinya perpustakaan Islam menurut para ahli :
1.
Pendapat M.M
Azami
Menurut
Azami, sejarah berdirinya perpustakaan didinia Islam terjadi pada dekade keenam
abad pertama Hijriah. Abd al-Hakam bin Amr bin Abdullah mendirikan perpustakaan
umum yang berisi berbagai koleksi buku yangss dilengkapi ruangan untuk bermain.
Di dinding disamping gantungan baju sehingga orang yang masuk dapat menggantungkan
bajunya di situ, lalu membaca atau bermain. Keterangan Azami ini dapat ini
dapat dilihat pada kitab Al-Aghani karya
Abu Al-Faraj Al-Ashfahani (1995) jilid 4 halaman 250. Di samping itu, terdapat
juga perpustakaan khusus untuk membaca Al-Qur’an yang didirikan oleh Abd
al-Rahman bin Abu Laila. Pada perpustakaan tersebut terdapat mushaf-mushaf di
mana qura’ berkumpul untuk membaca
Al-Qur’an. Mereka tidak keluar kecuali untuk suatu keperluan seperti makan.[1]
Dari
uraian diatas, berarti perpustakaan pertama kali berdiri pada awal kekuasaan
Bani Umayyah yaitu pada masa pemerintahan khalifah Mu’awiyyah bin Abu Sufyan. Berdasarkan catatan sejarah, Mu’awiyyah bin Abu Sufyan
menjadi khalifah kurang lebih 20 tahun ( 41 – 60 H atau tahun 661-680 M ).
Pada masa Bani Umayyah perpustakaan masih
dalam kondisi suatu kumpulan naskah yang dimiliki perorangan (lebih banyak
dimiliki oleh para ulama), akan tetapi penggunaannya terbuka untuk umum dan
digunakan untuk keperluan belajar dan mengajar. Pendapat tersebut dikuatkan
oleh Ali Audah (1999), bahwa pada masa Bani Umayyah telah terdapat perpustakaan
yaitu perpustakaan Ibn Amr Ibn al-A’la (689-770 M). Menurut keterangan,
buku-buku yang dimilikinya memenuhi rumahnya bahkan sampai ke langit-langit
atab rumahnya.
2.
Pendapat
Mackhensen
Menurut
Mackhensen Sejarah berdirinya perpustakaan didunia Islam dimulai pada masa Bani
Umayyah sebagai akibat dari tradisi penulisan ilmu pengetahuan yang berlangsung
pada saat itu. Perpustakaan yang pertama adalah perpustakaan al-Zuhri (nama
sebenarnya Abu Bakr Muhammad bin Muslim bin Abdullah Ibn Syihab al-Zuhri).
Beberapa sejarah menyebutkan bahwa Ibn Syihab
al-Zuhri adalah orang yang
pertama menulis hadis, yaitu atas perintah dari Khalifah Umar Bin Abdul Azis
pada akhir abad pertama hijriyah.
Sebagaimana
pendapat pertama, pendapat kedua yang dikemukakan oleh Mackensen tentang sejarah awal berdirinya perpustakaan
juga lebih merupakan kumpulan atau koleksi buku dan naskah-naskah lainnya dari
sang guru. Dengan kata lain perpustakaan tersebut merupakan perpustakaan
pribadi.
3.
Pendapat Ahli
Sejarah
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh J.Pedensen
bahwa Khalid Yazid Ibn Muawiyah telah mendirikan perpustakaan, Ali Audah
berpendapat bahwa perpustakaan tersebut perpustakaan terbesar dan teratur. Jadi
, Menurut pendapat ahli sejarah oleh Pedersen (1996), quraishi (1970), dan Ibn
Nadim (1970) awal berdirinya perpustakaan di dunia Islam adalah perpustakaan
yang didirikan oleh Khalid Ibn Yazid.
Latar
belakang pendirian perpustakaan tersebut disebutkan Pedersen karena ia kecewa
tidak mendapatkan kekhalifahan. Untuk menghibur diri, ia mendirikan
perpustakaan. Keterangan yang sama diberikan oleh Mansoor A. Quraishi (1970)
bahwa sejarah perpustakaan telah ada semenjak masa Bani Umayyah yang didirikan
oleh Khalid Ibn Yazid. Ibn al-Nadim (1970) menyebutkan bahwa Khalid Ibn
Muawiyah adalah seorang baik dan bijaksana, dan ia sering disebut sebagai The Wise Man Of The Family Marwan,
lelaki yang bijaksana dari keluarga Marwan. Ia sangat gemar dalam mencintai
ilmu pengetahuan. Bahkan diceritakan bahwa ia sengaja mengumpulkan sekelompok
ahli filsafat Yunani yang tinggal di Mesir untuk menemuinya. Kemudian, ia
menyeuruh mereka untuk menerjemahkan karya-karya Yunani tersebut dalam bahasa
Arab. Menurut Ibn al-Nadim, inilah awal dimulainya kegiatan penerjemahan dan
untuk menyimpan hasil-hasil dari terjemahan tersebut ia mendirikan
perpustakaan.[2]
Darin
uraian-uraian diatas Khalid Ibn Yazid telah mendirikan sebuah perpustakaan atas
dasar kekecewaannya. Perpustakaan tersebut tidak hanya sebagai menyimpan
berbagai literature akan tetapi sebagai pusat penerjemahan.
Perpustakaan-Perpustakaan Islam Dalam Sejarah Peradaban Islam
Para
penguasa dan rakyat berlomba-lomba dalam mendirikan perpustakaan dan fasilitas
umum untuk memberikan pelayanan kepada para pencari ilmu dan orang-orang yang
datang ketanah suci. Hal itu dilakukan mereka berharap mendapat pahala dari
Allah dan semaraknya ilmu pengetahuan di Tanah Suci.
Barangkali
perpustakaan Baitul Maqdis yang paling jelas dalam menggambarkan penuhnya
upaya-upaya umat Islam dalam memberikan pelayanan terhadap ilmu pengetahuan dan
kebudayaan untuk penduduk kota suci Al-Quds ini dan para pendatang kota ini
dari berbagai jenis dan daerah.[3]
Adapun perpustakaan-perpustakaan yang terpenting dalam peradaban Islam yang paling Mansyhur di Baitul Maqdis adalah :
·
Perpustakaan
Masjidil Aqhsa (wakaf dari orang-orang dermawan , para pembesar ulama, dan para
penguasa).
·
Perpustakaan
Syaikh Al-Khalili (beridiri tahun 1138 H/1720 M)
·
Perpustakaan
Al-Khalidiyah Al-Umumyyah (berdiri tahun 1318 H/1900 M)
·
Perpustakaan
Madrasah Al-Fakhriyah (wakaf dari Qadhi Fakhruddin Muhammad bin Fadhillah).
·
Perpustakaan
Madrasah Al-Aminiyah (wakaf dari Syaikh Muhammad bin Shaleh Syaikh Madrasash.
·
Perpustakaan
Madrasah Ash-Shalahiyyah (wakaf dari Shalahuddin Al-Ayyubi pada 13 Rajab 588
H).
·
Perpustakaan
Madrasah Al-Jawaliyyah (didirikan oleh Amir Alamuddin Al-Jawali tahun 715
H/1315 M).
·
Perpustakaan
Madrasah At-Tankiziyah (didirikan oleh Amir Tankaz An-Nahiri tahun 729 H/1328 M).
·
Perpustakaan
Ali Qadhinah (didirikan oleh Madzhab Hambali, perpustakaan ini hilang setelah
Israel menduduki Palestina tahun 1948 M).
·
Perpustakaan
Syaikh Ahmad bin Yahya (didirikan oleh Ahmad bin Yahya)
·
Perpustakaan
Al-Badiri (wakaf dari Syaikh Muhammad Badir Al-Maqdisi tahun 1205 H/1790 M).
·
Perpustakaan
Abdullah Mukhlis (didirikan oleh Abdullah Mukhlis tahun 1948 M).
·
Perpustakaan Ibnu
Qadhi Ash-Shalt Syafafuddin bin Muhammad (terletak didepan Masjidil Aqsha didirikan oleh Ibnu Qadhi Ash-Shalt Syafafuddin tahun 1598
M).
·
Perpustakaan
Al-Asyrafiyah (didirikan oleh Raja Al-AsyrafSya’ban bin Husain bin Qalawun).
Peradaban
Islam dikenal dengan berbagai macam perpustakaan yang belum pernah diketahui
pada peradaban manapun. Perpustakaan ini menyebar diseluruh penjuru negeri
Islam. Perpustakaan didapati di istana khalifah, sekolah-sekolah, tempat
belajar menulis dan membaca, universitas-universitas, sebagaimana juga
perpustakaan didapati di ibukota pemerintahan dan di desa-desa terpencil, serta
tempat-tempat yang jauh. Semua itu menguatkan akan hubungan erat akan kecintaan
ilmu bagi anak-anak peradaban ini.[4]
Jenis-
Jenis Perpustakaan Dalam Peradaban Islam
1.
Perpustakaan
Akademi
2.
Peepustakaan
Khusus
3.
Perpustakaan
Umum
4.
Perpustakaan
Sekolah
5.
Perpustakaan
Mesjid dan Universitas
Kehancuran Perpustakaan Islam
Kemunduran peradaban Islam tidak
terlepas dari hancurnya perpustakaan-perpustakaan Islam. Ilmu dihancurkan
dengan pembakaran perpustakaan dan pembuangan buku-buku.bahan bacaan,
karya-karya ulama atau ilmuan pada waktu itu hilang dengan dihancurkannya
perpustakaan. Adapaun penyebab hancurnya perpustakaan Islam karena adanya :
a.
Perang saudara
b.
Konflik Islam dan Kristen
c.
Politik
d.
Kesulitan ekonomi
Perpustakaan Muslim di Tripoli telah
dihancurkan oleh tentara perang Salib, atas komando seorang rahib yang tak
senang saat menemukan demikaian banyak al-Qur;an di sana. Perpustakaan besar
Sultan Nuh Ibn Mansur seluruhnya terbakar, sesaat setelah filosof besar tersbut
menyelesaikan penelitiannya. Ketika sekolompok bangsa Mongol dan Tartar
menjarah kota Bagdad, tahun 1258, mereka membakar semua perpustakaan. Demikian
juga hal serupa terjadi di Samarkan dan Bukhara.Di Spanyol, semua perpustakaan
pribadi dan umum mengalami suatu akhir ketidakberuntungan, ketika bangsa Moor
diusir oleh Pangeran Kristen tahun 1492 dan ribuan buku-buku berbahasa Arab
dibakar. Escorial yang didirikan oleh Philip II dan berisi sejumlah besar manuskrip
dan buku-buku Muslim yang diperoleh dalam penangkapan terhadap sebuah perahu Maroko,
telah dibakar pada akhir Juni 1674, dan 8000 buku-buku berbahasa Arab
dihancurkan. [5]
PENUTUP
Perpustakaan-perpustakaan Islam merupakan simbol kebanggaan bagi
para ilmuan khususnya ilmuan muslim. Keberadaan perpustakaan telah menjadi
Peradaban Islam sangatlah maju. Kemunduran kebudayaan Islam salah satu
penyebabnya adalah perpustakaan. Akhirnya
sangatlah diperlukan kesadaran bagi masyarakat ummat Islam untuk merubah
pikiran bahwa kemajuan tidak dapat dicapai tanpa usaha dan penguasa terhadap
ilmu pengetahuan.
[1] Agus Rifai, Perpustakaan Islam : Konsep, Sejarah, Dan Kontribusinya Dalam Sejarah
Membangun Peradaban Islam Masa Klasik, ( Jakarta : Rajawali Press, 2014 ),
Hlm.60
[2] Ibid, Hlm.63
[3]
Salamah Muhammad Al-Harafi, Buku Pintar
Dan Sejarah Dan Peradaban Islam, (Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar,2016),Hlm.448
[4]
Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban
Islam Pada Dunia, (Jakarta : Al-Kautsar, 2011), Hlm.672
[5]
Fatimah Zuhrah, Perpustakaan Sebagai
Pusat Studi Islam, ( Jurnal Iqra Nomor 02 Volume 02, 2008 ), Hlm.70